Minggu, 18 Maret 2012

Kelangkaan BBM di Indonesia

Pertamina menambah pasokan bahan bakar minyak (BBM) hingga 300 ribu kiloliter (KL) per hari menjelang Lebaran nanti. Kelangkaan bensin di daerah terus merajalela.
Pertamina mengklaim stok bahan BBM di seluruh Indonesia dalam keadaan aman, meski ada kelangkaan di beberapa daerah.

Vice President Corporate Com mu nication Pertamina Mocham mad Harun mengaku, telah me nyiapkan tambahan stok sebesar 10 persen untuk mengantisipasi lonja kan permintaan BBM.

Stok ter sebut didistribusikan ke se­luruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Pertamina me­mastikan mekanisme pendis tri bu­sian tidak terganggu.

“Distribusi kita salurkan seca ra terukur. Meskipun jatah pre mium kita telah melebihi kuota, yaitu di atas enam persen, namun kita tetap melayani permintaan pre mium,” jelas Harun kepada Rak yat Merdeka di Jakarta, akhir pekan lalu.


Pada hari biasa, terang Harun, Pertamina menyalurkan BBM sebanyak 3,1 juta kilo liter (KL). Namun saat arus mudik, stok di­tambah jadi 3,4 juta KL per hari atau terjadi peningkatan 300 ribu KL. Distribusi premium yang semula hanya 62 ribu KL per hari menjadi 68 ribu KL per hari. Jika premium secara nasional telah melebiahi kuota di atas enam persen, solar bahkan telah men capai 8 persen diatas kuota.

“Kalau untuk Pertamax, kita akan siapkan berapapun kebutu han konsumen. Karena kita me­mang sedang gencar mendo rong masyarakat untuk beralih ke Per ta max. Kita punya target pening ka tan penjualan perta max sela ma arus mudik, namun tidak perlu disebutkan,” ujar Harun berkelit.

Terkait kelangkaan BBM di beberapa SPBU di daerah, khu sus nya Kalimantan dan Suma tera, Harun menduga bukan ka rena kekurangan stok. Tapi, ka rena penyalahgunaan oleh SPBU yang berakibat cepat habisnya stok BBM.

“Kita akan bekerja sama de ngan aparat pemerintah daerah setem pat untuk bersama-sama me­man tau dan memberikan in formasi terha dap tindakan pe nyalahgu naan yang merugikan masyara kat. Jadi kelangkaan BBM di dae rah bu kan karena stok kita tidak aman, melainkan karena penya lah gu naan itu,” tandasnya.

Adapun daerah prioritas yang dipantau Pertamina antara lain Kalimantan, Sumatera Selatan, khususnya Jambi. Sebab, daerah-daerah itu dinilai rawan penye lewengan BBM.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Mi gas) Tubagus Haryono menga takan, seiring disetujuinya pe nam bahan kuota BBM bersubsidi da lam APBN-P 2011, maka se cara kuota BBM untuk setiap daerah akan bertambah. “Tam ba han kuota BBM akan dibagi se cara proporsional di masing-ma sing daerah,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Ke menterian ESDM dan Komisi VII DPR sudah menyepakati penam­bahan kuota BBM bersubsidi untuk APBN-P 2011, dari 38,59 juta KL menjadi 40,49 juta KL. Rinciannya, kuota BBM bersub sidi jenis premium ditam bah 1,35 juta KL menjadi 24,54 juta KL, solar ditambah 1,07 juta KL menjadi 14,15 juta KL dan kuota minyak tanah dikurangi 0,52 ju ta KL menjadi 1,80 juta KL, se iring program konversi ke elpiji.

Menurut Tubagus, tambahan kuota BBM bersubsidi tersebut akan dibagi-bagi berdasar reali­sasi konsumsi BBM bersubsidi tahun lalu dan proyeksi kebutu han hingga akhir tahun ini.

Dia mengakui, seiring banyak nya ke langkaan BBM di daerah, pi haknya terus dihubungi oleh Pe merintah Daerah (Pemda) un tuk meminta tambahan jatah BBM. “Kami banyak dapat ‘surat cinta’ dari Bupati atau Walikota. Tapi sebelum APBN-P disahkan, kami tidak bisa memberikan tam bahan kuota,” ucapnya.

Sebagai catatan, APBN-P 2011 rencana nya baru akan di sahkan pada akhir Juli ini.

Pengamat perminyakan Kurtubi menilai, banyaknya kelangkaan BBM di daerah mencerminkan Pertamina sudah tidak sanggup men cegah ulah nakal spekulator BBM. 

1 komentar: